Rencana berlari ke Mt Wilis via Pudak Wetan Ponorogo ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, berbagai refrensi sudah kami pelajari termasuk kemungkinan-kemungkinan apa yg harus dipersiapkan, Sabtu 10 Oktober 2020 kami pilih sebagai hari H acara #marking wilis mountain running track adalah awal dari acara besar Komunitas Ponorogo Trail Runners (PTR) #Running Activites on Mount Wilis.
Terdiri dari 6 (enam) orang member komunitas PTR yaitu :
- YURIKA CHENDY, Tenaga medis (pendiri PTR)
- Ahmad Gozali A, Tenaga Medis Senior
- A Kholisun Nawa, Tenaga medis
- Shandy A A Miraza, Fotografer & web developer
- Hadi Cahyono, Mahasiswa
- Arya Pradipta M, Pelajar SLTA
Walau sempat di guyur hujan sejak pagi tidak menyurutkan keinginan kami tetap melaksanakan kegiatan tersebut, tepat jam 19:10 WIB rombongan menuju base camp Pudak Wetan sebagai titik awal sekaligus tempat istirahat.
Perjalanan ke base camp di iringi hujan dan angin yg cukup kencang 40 menit perjalanan dari pusat kota ponorogo akhirnya kami tiba di lokasi di sambut kopi khas desa (kopi robusta tulup) menyambut kedatangan rombongan, pak Boy julukan yang kami berikan untuk beliau bernama asli Boiran seorang petani yang biasa masuk ke hutan wilis sekaligus guide lokal yang menemani kami.
Setelah berdiskusi panjang lebar plus melahap suguhan singkong bakar sebagai pembuka kami putuskan berangkat setelah sholat subuh, mengakhiri diskusi pak Boy membawa 7 (tujuh) piring nasi goreng telor ceplok, nasi goreng ini dibuat mengunakan bumbu2 dan sayuran fresh hasil panen pagi tadi. Ini nasgor telor ter enak menurut saya karena bumbunya begitu terasa di dukung cuaca dingin.
Selepas sholat subuh kami memulai perjalanan dari basecamp (rumah pak boy) untuk memper pendek waktu kami naik motor sampai ke perbatasan hutan, menurut pak boy yang biasanya mengantarkan para pendaki rata-rata membutuhkan waktu seharian untuk sampai puncak liman MT Wilis.Kali ini target kami bisa TekTok (istilah untuk pendakian trail running pulang pergi) dalam waktu 1/2 hari / 12 jam.
Dari hasil diskusi semalam kata pak boy memungkinkan apabila kita terus bergerak sedikit istirahat.
Start 05:21 Wib perjalanan menuju perbatasan desa dan hutan di dominasi tanaman sayur mayur, gubis, wortel, paprika, dan masih banyak macam lainya.
Karena semalam hujan deras jalanan tanah yang juga berfungsi sebagai jalur aliran air sangat licin memaksa kami untuk extra hati hati,
Para Petani dan pencari rumput liar biasa mengunakan jalan ini terlihat dari bekas roda motor yg masih baru.
Tujuan Kami ke puncak Wilis melalui jalur Pudak Wetan Ponorogo dengan berlari adalah memberi tanda sekaligus merekam peta GPX.
Jalur Mt Wilis via Pudak Wetan banyak yang tertutup oleh semak belukar dan beberapa percabangan.
Menuju puncak gunung Wilis dari Pudak Wetan rombongan melalui punggungan gunung dan 4 (empat) puncak, yaitu:- Puncak Batas 2
- Puncak Trangulasi yang terdiri dari 3 puncak (tri agulasi)
- Puncak Liman/puncak terintti Mt Wilis.
Saat berangkat kecepatan lari kami tergolong santai, berkali kali harus menyingkirkan batang pohon yang menghalangi jalur sekaligus memasang tanda (marking).
4 (empat) puncak yang kami lalui mempunyai karakter turun naik yang cukup extrim rata rata pucak tertingginya 2500mdpl, sampai sampai harus merayap untuk mencapai puncak.
Suara satwa satwa liar terdengar mengiringi perjalanan kami, suara burung, monyet dan beberapa jejak kaki hewan ber kaki 4 (empat) kami temui di perjalanan.
rombongan sempat berjumpa dengan kawanan monyet /lutung lagi asik bermain di pepohonan besar.
Pohon beracun |
Pepohonan tua berlumut dan besar juga banyak kami temui di perjalanan kami termasuk tanaman-tanaman beracun yang tidak boleh disentuh oleh bagian tubuh manusia juga banyak tersebar.
sumur dangkal di puncak liman |
Tepat Jam 10:34 Wib kami sampai di Puncak Liman /Trogati (2563 mdpl) di peta bakos 2552 mdpl Mt Wilis, rasa capek letih seketika hilang saat kaki kami menjejakkan di puncak Liman/Trogati.
Beragam expresi dari 6 (enam) orang PTR dan 1 (satu) guide lokal pak Boy lakukan, ada yg foto-foto, teriak kegirangan, makan minum sambil melihat sekeliling, termasuk pak Boy langsung melinting tembakau dan kopi yang sudah dibawa dari rumah.
mas boy guide lokal kami |
Di puncak ini ada sebuah gubuk kecil terdapat peralatan tidur, makan, minum dan kincir angin sebagai catu daya listrik, juga terdapat kolam penampungan air hujan untuk persediaan air minumplus terdapat sumur dangkal tempat pertapa melakukan topo pendem, merupakan puncak tertinggi di jajaran puncak Gunung Liman maupun di pegunungan wilis
gubuk di atas puncak |
team explorasi |
Setelah melaksanakan ritual makan minum berfoto tepat jam 11:25 Wib rombongan segera balik ke titik awal, perjalanan pulang lumayan lebih cepat dari pada berangkat, sudah tidak ada marking yang kita pasang sekalian mencoba peta GPS hasil traking waktu naik ternyata akurat.
Dari puncak ke puncak kami berlari terdengar suara satwa yang bergantian, kabut tebal kadang melintas memaksa mengurangi kecepatan berlari,bulir bulir air lumayan mendinginkan suhu badan, jalur Puncak Liman/Trogati menuju Puncak Batas 2 dengan kontur tanah berbatu yang keras kanan kiri jurang memaksa kami mengurangi kecepatan lari,
burung terkena jaring |
Sampai di Puncak Batas 2 jam tangan tepat menunjukkan 11:55 Wib lanjut perjalanan menuju titik Awal Pudak Wetan, di perjalanan kami bertemu dengan penangkap burung, mereka memasang jaring yg di gelar dari pohon ke pohon lain, burung-burung liar banyak tersangkut di jaring penangkap burung tersebut, banyak juga yang sudah tidak bernyawa ada yg kakinya patah saking lamanya hingga nyawa melayang, orang tersebut sempat kami tanya asalnya dari daerah Kabupaten Madiun.
Dari sini jalur lintasan berupa tanah humus dan gampang sekali longsor beberapa dari kami berkali kali terjatuh meluncur ke bawah, kanan kiri jalan semak belukar tinggi dan banyak cabangan jalan biasa dipakai para pencari rumput untuk pakan ternak.
Makin mendekati titik awal kanan kiri terlihat tanaman sayuran, saat ini lagi panen raya kubis antara sedih dan gembira, menurut petani saat ini harga kubis sangat murah dari kebun di hargai Rp.1500/Kg, “Bade dipanen kok mirah tapi mboten dipanen ngih bosok” (dipanen kok harga murah tidak dipanen busuk).
Jam menunjukkan 15:13 Wib rombongan sampai di basecamp dengan selamat, dilanjut bersih-bersih sholat dan paking, setelah berberes sambil minum teh tubruk yg sudah tersedia kami berbagi cerita, banyak pengalaman dalam pelarian kali ini.
sampai jumpa di cerita pelarian berikutnya
2 Comments
Explore puncak gunung Wilisnya keren, ngiler rasanya pingin ikut....
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete